Jokowi Dinilai Lebih Pas Jadi Guru Bangsa

Jokowi Dinilai Lebih Pas Jadi Guru Bangsa

Jokowi
Jokowi Dinilai Lebih Pas Jadi Guru Bangsa

NationalNews – Pakar Komunikasi Politik, Emrus Sihombing membuktikan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi saat ini udah sah jika disebut seorang politisi. Rekam jejaknya di Pilkada 2024 menorehkan endorse kepada para kandidat yang hendak melacak dukungan.

Namun pertanyaannya, saat ini Jokowi tidak punyai partai. PDI Perjuangan sebagai partai yang udah melahirkannya udah mencoret namanya sejak pecah kongsi saat Pilpres 2024.

Emrus Sihombing membuktikan sebagai seorang politisi, tentu Jokowi mengidamkan bernaung di sebuah kekuatan politik tertentu. Namun, Jokowi saat ini sedang berhitung siapa partai yang akan memberinya peluang paling banyak.

“Bisa saja dia jadi kader berasal dari suatu partai dan saya memandang peluang itu ada pada Partai Gerindra atau Golkar,” kata Emrus saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/12/2024).

Namun disaat berhitung peluang antara keduanya, Emrus membedah suasana psikologis Golkar yang disebut partai yang dinamis ketimbang Gerindra.

“Golkar terlalu dinamis, terlalu apa namanya, lebih tepat lah kami sebut arti dinamis. Kenapa saya katakan terlalu dinamis? Karena selalu ada di pusat keuasaan kan? Bahkan yang tidak mendapat dukungan menang, dia join juga ke situ kan? Jadi posisi untuk Pak Jokowi bisa yang sifatnya memberi suatu kedudukan posisi yang menjunjung ke sosial, namun tidak pengambil keputusan,” ungkap Emrus.

Sulit Bergabung bersama dengan Gerindra

Terkait Gerindra, Emrus memandang terlalu susah jika Jokowi bergabung. Sebab nyaris tidak kemungkinan partai yang udah dibangun dibesarkan Prabowo lantas diserahkan kepada orang lain yang hitungannya kader baru.

“Tidak kemungkinan dong Pak Prabowo yang udah berdarah-darah membangun Gerindra kan? Semudah itu diberikan, KTA kemungkinan dibuatlah namun posisi kedudukan bisa saja disebut sebagai sesepuh partai,” sadar Emrus.

Emrus berpandangan, bisa saja Jokowi mendirikan partai sendiri bersama dengan pakai relawan loyalnya layaknya Projo. Namun syaratnya, nama tersebut perlu diubah tidak bisa Partai Projo.

“Mungkin boleh jadi diubah nama gitu kan? Kalau Projo kan mengkultuskan Jokowi doang. Padahal negara demokrasi jika mengkultuskan justru tidak bisa respon berasal dari publik. Karena sesuai seseorang yang dikultuskan bisa berubah jadi otoritarian,” anjuran Emrus.

Terlepas berasal dari beraneka kemungkinan Jokowi berpartai, Emrus mengatakan sebaiknya Jokowi selalu jadi tokoh panutan dan guru bangsa ketimbang masuk ke dalam politik praktis

“Biarlah Pak Jokowi jadi guru bangsa yang berpijak kepada konstitusi dan Pancasila. Tidak berpihak kepada kekuatan politik mana pun. Sangat saya sayangkan. Kalau turun lagi berpolitik begitu ya, bukan jadi guru bangsa,” Emrus menandaskan.

By viva88

Related Post

Leave a Reply

NationalNews