Pertemuan Prabowo-Jokowi hanya Masalah Waktu

NationalNews – Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden RI Prasetyo Hadi membantah pemikiran yang menyebut Presiden Prabowo Subianto menjauhi pertemuan bersama dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Prasetyo menyebutkan keduanya punyai kegiatan tiap-tiap supaya tidak enteng untuk mencocokkan jadwal bertemu.
“Di tengah kegiatan beliau berdua, waktunya saja belum ketemu. Kedua, saya rasa Bapak Presiden (ke-7) Jokowi juga terhadap posisi jikalau pun menghendaki berjumpa bersama dengan Bapak Presiden Prabowo pasti konteksnya dalam rangka silaturahim,” kata Prasetyo menjawab pertanyaan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/5) seperti dilansir Antara.
Sementara itu, untuk konteks pemerintahan, Prasetyo ulang menegaskan Jokowi telah menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Prabowo supaya pemikiran ada “matahari kembar” pun tidak tepat.
“Tidak ada itu ‘matahari kembar’. Tidak ada itu istilah-istilahnya yang boleh dianggap beliau (Jokowi) merubah Bapak Presiden Prabowo. Ndak ada. Jadi, sepenuhnya beliau menyerahkan kepemimpinan ini kepada Bapak Presiden Prabowo,” kata Prasetyo Hadi.
Dia pun menghendaki publik untuk tidak membuat tafsiran-tafsiran dari pemikiran pribadi, terutama cuma sebatas merujuk kepada Presiden Prabowo yang belum berjumpa bersama dengan Jokowi.
Dekat bersama dengan Semua Presiden
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Prabowo membantah pemikiran dirinya yang disebut dikendalikan oleh Jokowi. Presiden menunjukkan itu saat Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/5).
Presiden menyebutkan dirinya dekat bersama dengan semua mantan presiden RI, tidak cuma Jokowi, tetapi juga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
“Saya dibilang presiden boneka, saya dikendalikan oleh Pak Jokowi. Seolah-olah Pak Jokowi tiap malam telepon saya. Saya katakan itu tidak benar,” kata Presiden Prabowo.
Presiden sesudah itu menilai konsultasi bersama dengan pendahulunya, mantan-mantan presiden RI, merupakan langkah yang bijak, sebab para mantan presiden itu telah lewat masa-masa memimpin negara.
“Konsultasi, minta pendapat, minta saran, beliau 10 tahun berkuasa, saya minta menghadap beliau, gak ada masalah. Saya menghadap Pak SBY, tidak ada masalah. Saya menghadap Ibu Mega, tidak ada masalah,” kata Presiden.
Presiden sesudah itu berkelakar jikalau mungkin dirinya pun menghendaki menghadap Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Namun, permohonan itu tidak mungkin dilakukan, sebab Gus Dur telah wafat terhadap 30 Desember 2009.
“Menghadap Pak Harto, menghadap Bung Karno jikalau bisa,” seloroh Presiden.